I called it Life

aku seperti debu, melayang mengisi setiap sudutmu

aku bukanlah kamu, yang berjalan tak menentu

Jika dibayangkan betapa sulitnya hidup yang dijalankan sekarang rasanya saya tidak bersyukur. Ada jutaan atau bahkan lebih orang yang jauh dari kata beruntung. Saya bisa makan,minum, ada rumah, ada pendidikan, ada keluarga itu saja sudah lebih dari cukup. Penilaian saya terhadap rupiah pun semakin ambigu. terkadang itu menjadi hal utama dan pertama yang ingin saya dapatkan. Karena saya sadar, cuman jadi sekedar 'anak mama papa' dan 'mahasiswa' saja tidak cukup untuk merubah keadaan. saya mulai berfikir harus ada ekstra kerja keras. Apa? Entah ..

Im (not) okay

Pagi ini saya belom mandi, udah sarapan, udah sikat gigi, udah cuci muka trus langsung lihat tweet dan di home ada tweet seperti ini --> "Saying that you're okay is so much easier rather than explaining all the reasons why you're not." itu lebih dari cukup menggambarkan keadaan saat ini :| didukung sama cuaca yang serba kelabu, hawa dingin lembab. Ya, ini worst. Hari ini kuliah jam st11,psikologi pendidikan. Sumpah ga ada mood sama sekali buat kuliah. Kalo bisa aku pengen banget banget banget banget ga kuliah, dirumah atau ke kafe sekedar untuk mengusir suntuk.

Irresponsible

Siang ini sumpah terik banget, dan emm... akhirnya saya bolos kelas :p Selasa ini emang jadwal yang paling abitch banget dari semua jadwal selama seminggu. Selain ada 8sks, pulang malam dan tentunya kendala dengan dosen. Hmm.. I think she hates me already, and I don't care w/ it. TOTALLY! :|

1

hi, udah lama banget yaa ga nulis disini? :") aduh kangen sumpah! jadi... malam ini malam minggu. Dan tidak ada yang perlu dibahas dari malam itu :| sangat ga spesial dimata saya. Dan emm.. oh ya, perkara kehidupan perkuliahan, semakin bagus setiap harinya. Dibeberapa sisi. Sisanya, diisi oleh masalah yang jelas :))

Benar rasaku

Kurasa semangatku seperti merahnya darahmu

Kurasa kepercayaan diriku seperti hujan deras yang mengguyur pagimu

Kurasa pengorbananku seperti hancurnya batu oleh tetesan embun

Mimpi itu ...

Bermimpi itu, seperti memandang langit biru. Mengucap lirih. Berharap Ia mendengar lantas mengabulkannya.

Bermimpi itu, seperti membayangkan hal termustahil. Memejamkan mata selama berjam-jam. Berharap hal itu benar-benar terjadi.

Buat : Ence Adinda Dianasta Almas

Vid favorit setaun lalu. Dan tetap favorit sampai sekarang. :p Jangan iri yaaa..hahaha