Ibaratkan saja dirimu sebagai permata yang gemerlapan
Teruslah saja mencari jalan pintas kehidupan
Sejenakpun tak pernah kau bayangkan
Kau terlalu mudah untuk dijatuhkan
Ini namanya batas. Batas kehidupan. Jurang sosial antara satu orang dengan orang yang lainnya. Antara satu keluarga dan keluarga lainnya. Terlihat abstrak memang. Tapi nyata. Berlaku pada setiap yang derajatnya berada dibawah.Hukum rimba tetap berlaku. Siapa yang berkedudukan pun dia yang berkuasa.
Yang namanya "kasian" itu rasanya sekedar ambon-ambonan. Semua diukur menggunakan materi. Jika saja dunia ini bisa dibeli, pasti sudah kau takhlukan. Menatap lurus kearah depan dengan ketegapan dan kesombongan khas-mu. Ah ..kamu terlalu buta
Yang namanya "peduli" itu menjadi mahal. Semua kau hitung dengan cermat melebihi cerdasnya sebuah kalkulator. Jika kau duga itu tidak akan menguntungkanmu, kau melemparkannya jauh-jauh. Ah ..kamu terlalu buta
Yang namanya "kesetiaan" itu menjadi sebuah pajangan tak berarti. Hanya mengisi ruang,namun tak menambah keindahannya. Jika kau anggap seseorang mengerti celahmu, kau muntahkan semua aibnya. Tak peduli lagi siapa dia. Tak peduli apa akibatnya. Ah..kamu terlalu buta
Pernah kau bayangkan lelahnya berjalan dibawah semua aturanmu?
Pernah kau bayangkan sakitnya kau rendahkan martabatku?
Pernah kau bayangkan betapa tidak pantasnya perilakumu?
Kamu terlalu buta.
Bahkan untuk melihat hitam-putih kehidupan. Garis kebenaran kau ubah sesuka hatimu. Menjadi benar jika itu menguntungkanmu. Menjadi benar jika itu membelamu. Menjadi benar jika itu mempertinggi kedudukanmu.
Kamu terlalu buta
Tak pantas kau gunakan kehidupan seseorang sebagai pelengkap kebutuhan mu. Tak pantas kau umbar aib seseorang untuk membersihkan tangan kotormu!
Ah...kau memang buta. Tak pantas sedikitpun berada di dunia.
0 Reactions to this post
Add CommentPost a Comment