Pages

ADD THE SLIDER CODE HERE

Friday, July 1, 2011

////

"Kamu harus gini ndo, kamu gitu, kamu blablabla"

Selamat pagi mas mbak permisi saya mau cuap-cuap lagi, itung-itung mengisi waktu luang yang terlalu luang :| *opo iku ndo waktu luang yang terlalu luang? ya begitulah pokoknya.Emm.. jadi tadi sekitar jam setengah 6 saya kebangun. Dan langsung nongkrong di depan TV, sambil jongkok diatas sofa. Gak tau itu maksutnya apa :| saya liat sekeliling, masih agak gelap. Saya tamat tamatin tuh bentuk rumah, trus bergidik. Dingin sekali rupanya hari ini. Trus saya nengok ke taman, matiin lampu. Trus kaya ada putih-putih lembut seperti asap. Apakah itu kabut? YA! Rumah saya berkabut! :O trus saya kembali bergidik, dan guling-guling di sofa. Bingung mau ngapain. Akhirnya liat ada laptop nganggur , 'Ah pacaran duluu aaah' akhirnya saya online dueh huehehe *joget alay* 

Disaat saya pacaran *tsah! saya keinget sebuah novel, judulnya For Matrimonial Purposes yang saya baca waktu saya nganggur ngenes di Surabaya. Emm.. novel tersebut mengambil latar kehidupan di India. Dimana sudah menjadi sebuah KEWAJIBAN bagi wanita untuk menikah. *iyalah ndo mana ada cewek yang mau jadi perawan tua? :|  Bukan..bukan begitu maksut saya. Emm, begini. wanita disana tidak akan "berarti" sebelum ia  sudah mendapatkan suami. Dengan kata lain sebelum mereka menikah. Dan wanita yang belum menikah pada saat umur 30-an dianggap menjadi sebuah aib bagi keluarganya.The worst, itu semua berkaitan dengan perjodohan. Mereka tidak peduli akan anaknya yang ingin 'Bahagia' karena sama-sama mencintai, yang lebih mereka butuhkan adalah "Anak mereka telah menikah" 

Kalo baca novel ini, intinya kan Orang tua yang mengatur hidup anaknya. Saya jadi keinget mama yang 'kadang' suka mengatur hidup saya. Baiklah itu adalah contoh perhatian dari seorang Ibu kepada anaknya, dan tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya salah melangkah. Jadi saya hormati sikap mama yang kaya gitu :)) 

Ini adalah salah satu contoh percakapan kami, saat saya sudah menginjak kelas 11.

M : Dek kamu ntar mau masuk fakultas apa ?
A : Maunya sih HI ma, adek dari dulu pengen keluar negri
*mama langsung usrek benerin cara duduknya*
M: Lhoh HI gimana?! Gini lho ya dek, kamu itu cewek. Nanti gimana suamimu? gimana anakmu? siapa yang jagain? Dek, wanita itu harus bisa melayani keluarganya. Mama gak mau  kamu ntar terlalu fokus sama impianmu, trus rumah tanggamu ditelantarkan. Jangan masuk HI! Mama gak setuju!
A: ya ya ya

*Another day*
M: Gimana dek sekolahmu? bisa? ntar kuliah mau masuk mana? 
A: Hemm.. komunikasi aja wis ma *garuk garuk kepala*
M: LHOH! komunikasi gimana!? Dek, mama tau kamu terobsesi banget sama Tantemu. Pengen jadi jurnalis. Tapi sekarang coba liat tantemu, kepontang panting, bolak balik kesana kemari, kalo kerja sampe malem, Jarang bisa kumpul sama anaknya. Untung itu ada eyang di surabaya. Kalo enggak ada? Jangan masuk komunikasi, mama nggak setuju! 
A: ya ya ya

*A week later* 
M: Dek, gmn? udah siap kelas 3 nya nanti? udah milih mau masuk fakultas apa?
A: Yaaa. sastra Inggris ma,bismillah.
M: Lhoh?! kok sastra inggris? Dek, bahasa itu bukanlah sesuatu yang harus dipelajari secara khusus. Kamu masuk Ekonomi belajar bahasa Inggris juga bisa. Nggak! Mama nggak setuju! 
A: *Straight face* Hi, Komunikasi, Sastra Inggris nggak boleh. Trus masuk apa ini?
M: Coba kamu masuk akuntansi, enak itu dek. Kerjamu pasti, Gaji pasti, Suami anakmu juga keurus.
A: ya ya ya

Oke, jadi selama setaun ini mama selalu menanyakan perihal keinginan saya untuk mau masuk fakultas apa di perguruan tinggi nanti. Selalu, setiap minggu selalu bertanya. Tidak pernah lupa, dan itu sudah menjadi agenda. Dan akhirnya semua itu percuma :| karena pada intinya mama mau saya masuk Akuntansi.

Sedikit banyaknya, saya kira hal ini ada hubungannya dengan novel tadi. Cuman, yang satu tentang perjodohan yang satu lagi tentang pendidikan. Dan tentu saja dominasi orang tua di dalamnnya. Saya pikir-pikir lagi, ah ini hidup saya. Saya yang menentukan apa yang terbaik untuk saya, Orang tua sekedar memberikan arahan. Kalo saya terus-terusan mengikuti keinginan mereka, kapan saya berkembang? kapan saya melangkah untuk mencoba hal-hal yang baru? :))

Emm.. intinya, hal seperti itu saya kira sangat wajar. Karena yang namanya orang tua pasti ingin melihat anaknya sukses. Dan itu yang harus saya hormati :)) Tapiiiiii, kalo guweh sih ya, keinginan tetap menjadi keinginan. Dan saya sedang berada dalam tahap untuk menggapai semua impian saya muahahahhahaha *kibarin bendera arema* *kibaskibas rambut*

Oke sekian cerita gak penting dari saya, Have a Nice Day! xoxo

0 Reactions to this post

Add Comment

    Post a Comment

    Powered by Blogger.